Pertanyaan itu tiba-tiba muncul begitu saja dibenakku. Entah dari mana asal-mulanya, namun cukup menjadi ganjalan dibenak ini.
Kemudian iseng-iseng ku coba mencari jawaban akan hal itu melalui search engine Google. Lalu ku tuliskan key word yang merupakan pertanyaan yang ingin coba kucari jawabannya, “Untuk apa aku hidup ?”. Dan ternyata cukup banyak juga yang mempertanyakan hal itu dan (mungkin ) telah menemukan jawaban yang pas untuk dirinya yang lalu menuliskan (membagikan) kepada yang lainnya.
Sebagian besar menjawab (atau memperoleh jawaban) dalam konteks spiritual-agamis menyangkut hubungan Manusia – Tuhan – Keimanan dan kepercayaan. Lengkap dengan dalil-dalil dan ayat-ayat Tuhan disertakan. Dan karena hidupku saat ini sebagian besarnya belum berada diarea itu, maka jawaban tersebut saat ini tidak cukup / belum memuaskanku. Walupun begitu aku bukan termasuk golongan yang atheis. Aku percaya, mengakui dan yakin pada konsep ke-Tuhan-an dan agama.
Dan kuputuskan untuk mencari jawaban lainnya, yang lebih mudah untuk kuterima dan pahami dengan logika serta penalaranku saat ini.
Setelah menjadi batu ganjalan dan bahan renungan dihati selama beberapa hari. Akhirnya kuperoleh jawaban yang dapat memuaskanku (untuk saat ini). Jawaban dari hasil mengkilas-balik kehidupanku dan belajar / melihat dari kehidupan orang-orang lain.
“Aku hidup didunia ini untuk memecahkan masalah orang lain”
Dasar pemikirannya sederhana. Seorang anak dituntut memecahkan salah satu masalah orang tuanya, yaitu ingin punya anak yang pandai dan berbakti. Seorang karyawan dituntut untuk dapat membantu memecahkan masalah atasannya. Seorang guru dituntut untuk dapat memecahkan masalah “ketidaktahuan” dari orang lain. Seorang polisi / tentara dituntut untuk dapat memecahkan masalah “keamanan” bangsa dan negaranya . Seorang marketing dituntut untuk dapat memecahkan masalah pencapaian “target” perusahaan. Seorang dokter dituntut untuk dapat memecahkan masalah “kesehatan” pasien-pasiennya. Seorang suami dituntut untuk dapat memecahkan masalah “uang belanja” untuk istrinya. Seorang istri dituntut untuk dapat memecahkan masalah “pelayanan” untuk keluarganya. Seorang petani dituntut untuk dapat memecahkan masalah “pengadaan dan ketersediaan” bahan pangan untuk dikonsumsi. Seorang pejabat pemerintahan dituntut untuk dapat memecahkan masalah “pengaturan dan pelayanan” pada public dan masyarakat. Seorang pedagang dituntut untuk memecahkan masalah “ketersediaan barang”. Seorang pemuka agama dituntut untuk dapat memecahkan masalah “keimanan” umatnya. Seorang tukang pos dituntut untuk dapat memecahkan masalah “pengantaran” surat dan paket kealamat yang dituju. Seorang sopir bus dan taksi dituntut untuk dapat memecahkan masalah “mengantar sampai tujuan dengan selamat” para penumpangnya. Dan lain – lain.
Masih banyak contoh lainnya, mungkin berhubungan dengan apa yang Anda kerjakan / lakukan sehari-hari, dan pasti juga berhubungan dengan konsep “pemecahan masalah orang lain”.
Terlepas dari pro dan kontranya. Bahkan seorang Miyabi, Sora Aoi dan Rin Sakuragi pun dituntut untuk dapat memecahkan masalah “kebutuhan akan tontonan yang syur“ untuk sebagian orang dewasa (meskipun ada juga sih sekelompok anak-anak dan pemuda-pemudi yang nonton).
@TwinNet. Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel. Pukul 01.35 WIT
Righteous Kill
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
Quisque sed felis
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
Etiam augue pede, molestie eget.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...